Mengenal Lebih Dekat Perpustakaan Keliling Pemprov NTB

Mataram (NTB Satu) – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB mengeluarkan kebijakan dan konsep perpustakaan keliling, bertujuan mendekatkan pelayanaan bacaan bagi masyarakat. Dengan mobil operasional yang dimodifikasi sedemikian rupa dilengkapi rak buku, laiknya fasilitas di gedung perpustakaan.

Apa itu perpustakaan keliling?

Perpustakaan keliling ialah sebuah fasilitas di mana bahan bacaan dibawa berkeliling dari satu tempat ke tempat yang lain, pelayanan kepada masyarakat atau pemustaka, dilaksanakan secara langsung di tempat perpustakaan sesuai jadwal kunjungan yang telah direncanakan.

Kemudian bahan bacaan boleh dipinjam atau dibaca di tempat dan bahan bacaan yang tidak dapat dipinjam atau dibawa pulang.

Tahun Anggaran 2022 ini, direncanakan 15 kali kunjungan pada sekolah-sekolah yang belum dijkunjungi di beberapa Kabupaten dan Kota, khusunya di Pulau Lombok.

Sistem layanan yang digunakan Perpustakaan Keliling merupakan layanan terbuka. Pengunjung atau pemustaka dengan bebas mencari dan memilih bahan pustaka yang ada di dalam mobil.

“Adanya layanan Pperpustakaan Keliling diharapkan dapat mengurangi kesenjangan dalam mendapatkan informasi. Kesenjangan ini terjadi disebabkan oleh, baik factor kultural maupun factor structural,” kata Kadis Perpus dan Arsip, Julmansyah.

Dia menjelaskan, yang dimaksud dengan factor cultural adalah apabila ketertinggalan informasi itu karena kurangnya daya juang seseorang untuk memperolehnya, karena malas, tidak ada dukungan dari tradisi, atau lingkungan.

Sedangkan apabila ketertinggalan informasi itu karena tidak tersedianya akses kepada sumber informasi, karena ketidakadilan atau karena ketidakpedulian pemerintahterhadap kehidupan rakyatnya, ini disebut dengan factor structural.

“Tentu saja, sarana yang tersedia tidak akan bermanfaat secara optimal apabila tidak dikelola dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.

Justru di tangan para pengelola yang terampil lah tujuan dari Perpustakaan Keliling dapat tercapai. Terkait itu, Pelatihan Tenaga Pengelola Perpustakaan Keliling merupakan suatu yang niscaya. Mereka tidak hanya harus menguasai masalah teknis perpustakaan, tetapi juga harus dibekali dengan sebuah pengetahuan dan kesadaran bahwa di tangan merekalah kunci kemajuan bangsa ini tergenggam.

“Lebih dari itu, para pengelola pun harus memiliki keinsyafan, bahwa menjadi pengelola perpustakaan merupakan panggilan jiwa, bukan sekedar panggilan tugas untuk mencari nafkah,” tegasnya memberi nasehat. (HAK)

Exit mobile version