Site icon NTBSatu

Badut Jalanan Kembali Muncul di Kota Mataram, Dinas Sosial Lakukan Penertiban

Badut Anak Jalanan di Pantai Loang Baloq

Potret badut anak jalanan di Pantai Loang Baloq, Ampenan. Foto: Istimewa

Mataram (NTBSatu) – Setelah sempat ramai di tahun 2023, badut jalanan kembali muncul di Kota Mataram. Mirisnya, sebagian besar yang beprofesi sebagai badut adalah anak-anak. Mereka ditemukan di perempatan jalan, pom bensin, hingga kawasan wisata,

Keberadaan mereka pun menimbulkan dilema, Sebab, ingin mencari nafkah tetapi terdapat aturan bahwa anak-anak tidak seharusnya bekerja di jalanan.

Menanggapi fenomena ini, Kepala Dinas Sosial Kota Mataram, Lalu Samsul Adnan menegaskan regulasi yang mengatur keberadaan anak jalanan dan pekerja informal di ruang publik.

Pemerintah Kota Mataram memiliki Peraturan Daerah (Perda) Nomor 5 Tahun 2012 tentang Penanggulangan Anak Jalanan, Gelandangan, dan Pengemis.

Regulasi ini melarang eksploitasi anak di jalan dan mengamanatkan pemerintah untuk menertibkan, serta memberikan pembinaan bagi mereka.

Samsul Adnan menyebut, pihaknya memiliki tim satgas yang berpatroli setiap hari dari pukul 07.00 hingga 23.00.

“Setiap anak yang ditemukan mengamen, termasuk yang berpakaian badut, akan kami bawa ke Pusyansos Bale Harum untuk menjalani asesmen,” jelasnya kepada NTBSatu, Senin, 10 Februari 2025.

Asesmen ini bertujuan untuk memahami latar belakang anak-anak tersebut. Kemudian, menentukan langkah selanjutnya. Yakni mengembalikan ke keluarga, mendapat pembinaan, atau mengarahkan ke program perlindungan sosial lainnya,

“Kami tidak serta-merta melakukan razia dan melepas mereka begitu saja. Ada proses asesmen untuk mengetahui apakah mereka benar-benar membutuhkan bantuan ekonomi, atau ada faktor lain yang membuat mereka turun ke jalan,” tambahnya.

Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

Selain penertiban, pihaknya juga berupaya memberikan solusi jangka panjang agar anak-anak tidak kembali ke jalanan.

Salah satu program yang sedang pihaknya kembangkan adalah pemberdayaan ekonomi keluarga, bagi yang terbukti berasal dari latar belakang kurang mampu.

“Kami memahami bahwa anak-anak ini bekerja bukan karena keinginan sendiri, tetapi karena tekanan ekonomi keluarga. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mencari solusi. Agar mereka bisa kembali ke sekolah dan orang tua mereka mendapatkan peluang usaha,” ungkapnya.

Selain itu, Dinas Sosial Kota Mataram juga mengimbau masyarakat agar tidak memberikan uang kepada badut jalanan atau pengamen anak-anak.

“Bukan berarti kami ingin masyarakat tidak peduli, tetapi memberi uang justru memperpanjang siklus ini. Lebih baik melaporkan kepada kami, jika menemukan anak-anak yang bekerja di jalan. Agar bisa segera ditangani dengan cara yang tepat,” pungkasnya. (*)

Exit mobile version