Mataram (NTBSatu) – Kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat Desa (KKN PMD) Universitas Mataram (Unram) di Desa Gunung Rajak, Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur menggelar sosialisasi kesehatan lingkungan dan pengolahan sampah menjadi ekoenzim.
Sosialiasi tersebut berlangsung di laboratorium SDN 01 Gunung Rajak, pada Sabtu, 18 Januari 2025 dengan tema “Zero Waste”. Tujuannya, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan. Serta, mengurangi dampak negatif sampah yang merusak lingkungan di desa tersebut.
Mereka mengajak masyarakat untuk memahami cara pengelolaan sampah yang efektif.
Turut hadir dalam kegiatan sosialisasi, Ahli Tenaga Sanitasi Lingkungan (TSL) Puskesmas Rensing dan Dosen Ilmu Lingkungan Unram sebagai pemateri. Kemudian, kader posyandu dan masyarakat umum Desa Gunung Rajak sebagai peserta.
Atasi Permasalahan Sampah
Ketua KKN PMD Unram Desa Gunung Rajak 2024-2025, Moh. Khazani Darunnafis mengatakan, kegiatan sosialisasi ini merupakan bagian dari program kerjanya untuk membantu mengatasi permasalahan sampah.
“Tema yang kami angkat adalah ‘Zero Waste’. Tema ini kami pilih karena sesuai dengan permasalahan desa yang datanya kami kumpulkan, melalui survei dan wawancara mendalam dengan perangkat desa khususnya kepala desa,” ungkapnya.
Harapannya, melalui kegiatan sosialisasi ini masyarakat Desa Gunung Rajak mendapatkan pemahaman tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Mulai dari kegiatan yang sederhana, yaitu memilah sampah organik dan non organik. Kemudian, mengurangi pemakaian sampah sekali pakai, serta mengolah sampah menjadi produk berupa ecobrick dan ekoenzim.
“Kami berharap bahwa setiap orang yang hadir di sini hari ini, terkhusus ibu- ibu kader Posyandu dapat menjadi pelopor. Untuk mengedukasi keluarga serta warga lingkungan sekitarnya, mengurangi dampak buruk sampah terhadap lingkungan,” harapnya.
Materi Sosialisasi
Penyampaian materi sosialisasi kesehatan lingkungan, dengan topik pembahasan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dari Ahli TSL oleh Siti Emiyati, ST.
Dalam materinya, ia menyampaikan bahwa sanitasi bukan hanya sekedar membuat jamban. Tetapi sanitasi adalah sebuah pengelolaan gaya hidup dengan benar, sehingga terhindar dari penyakit.
“Untuk sanitasi total memiliki 5 pilar utama. Yaitu tidak buang air besar sembarangan, mencuci tangan menggunakan sabun, mengelola makanan dan minuman dengan aman. Mengelola limbah cair dengan benar, dan terakhir mengelola sampah dengan benar,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya memiliki lingkungan yang bersih, berpengaruh pada kondisi kesehatan masyarakat.
“Ada beberapa indikator berhasilnya program sanitasi ini, di antaranya adalah setiap warga atau pemerintah memiliki pemahaman dasar tentang sanitasi. Dan melarang perbuatan BAB sembarangan, setiap RT menerapkan cara pengelolaan air minum dan makanan yang aman. Setiap tempat pelayanan umum di desa memiliki fasilitas cuci tangan, sehingga semua orang dapat tetap bersih dari bakteri saat melakukan proses pelayanan. Terakhir di setiap RT harus mengelola sampahnya dengan benar,” ujarnya.
“Dengan menerapkan beberapa hal tersebut, kami berharap masyarakat dapat tetap sehat dan terhindarkan dari berbagai penyakit yang disebabkan dari lingkungan yang kotor,” tutupnya.
Selanjutnya penyampaian materi sosialisasi pengolahan sampah organik menjadi ekoenzim dari Dosen Unram, Drs. Suripto, M.Si.
Dalam materinya, ia menyampaikan, ekoenzim adalah salah satu bentuk pengolahan sampah organik yang terbilang baru. Hal tersebut bisa menjadi salah satu opsi, selain sebagai pupuk organik.
“Ekoenzim adalah hasil fermentasi limbah organik dapur, yang jika diolah dan memiliki banyak manfaat untuk alam dan manusia,” katanya.
“Pembuatan ekoenzim sendiri terbilang sangat gampang. Anda sekalian hanya perlu menambahkan air, gula merah, dan juga sisa sayur atau buah dengan perbandingan 10 : 1 : 3. Didiamkan di wadah selama tiga bulan. Dan dalam proses itu, anda sudah mendapatkan produk ekoenzim yang sudah siap pakai,” ujarnya.
“Ekoenzim ini memiliki banyak manfaat, yaitu dapat sebagai hand sanitizer, pembersih lantai, penghilang kerak. Penghilang bau tidak sedap dan dapat menjadi pupuk cair,” tambahnya.
Respons Postif Masyarakat
Sosialiasi tersebut mendapat respons postif dari ibu-iabu kader Posyandu Desa Gunung Rajak, yang merupakan peserta kegiatan.
“Sosialisasi ini memang sangat perlu, karena dapat memberikan kesadaran ke masyarakat akan pentingnya pemilahan sampah dan sejenisnya. Kami sebagai masyarakat Desa Gunung Rajak, sangat mendukung dan sangat terbuka untuk berpartisipasi dalam program yang diadakan oleh adek- adek KKN seperti saat ini,” ujar salah seorang kader Posyandu, Huswatun Aini.
Dalam diskusi, peserta juga menekankan pentingnya peran pemerintah desa dalam upaya pengentasan masalah sampah.
“Karena saat ini, dari desa memang masih belum ada upaya yang masif dalam penyelesaian masalah sampah itu sendiri. Kami sangat mendukung setiap ilmu- ilmu yang dibagikan adek- adek KKN ke kami. Ke depannya, harapan kami, desa juga bisa memberikan fasilitas yang lebih baik terkait dengan pengentasan dan pengolahan sampah ini,” tutupnya. (*)