Akan tetapi, semua itu tergantung juga dari pendapatan iklan, rasio klik-tayang, dan berbagai faktor lainnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Full Senyum, Dividen BUMN Tembus Rp74,1 Triliun
Bendahara Negara ini pun mengatakan pemerintah mendukung dinamisme pergerakan pasar tenaga kerja yang terus menyesuaikan dengan teknologi baru.
Kendati demikian, dia ragu pekerjaan tersebut bisa sesuai untuk semua orang.
“Tidak semua orang mau menonton YouTube dan berkata halo, aku baru bangun tidur, aku bermimpi buruk hari ini,” ujarnya.
Berita Terkini:
- Cerita Unik di Balik Penunjukan Helmy Yahya dan Bossman Mardigu sebagai Komisaris Bank BJB
- Viral! Ibu-ibu Bercanda Bawa Bom di atas Pesawat Berujung Diturunkan – Terancam Penjara 8 Tahun
- Intip Afiliasi Politik dan Bisnis Komisaris Bank BJB Helmy Yahya hingga Bossman Mardigu
- 10 Lagu Terbaik Scorpions Sepanjang Masa, Pernah Kolaborasi Bareng Titiek Puspa
Ani, sapaan akrab Menteri Keuangan, mengatakan, dirinya tidak bermaksud merendahkan para YouTuber.
Akan tetapi, fenomena banyaknya YouTuber ini menimbulkan peluang sekaligus ancaman.
Para youtuber berbondong-bondong membuat konten viral agar banyak mengundang penonton, namun seringkali mengabaikan beberapa nilai dan norma yang berlaku bahkan tak jarang membuat masyarakat terpecah belah.
Ini menunjukkan bahwa disrupsi teknologi sudah sangat mengubah wajah masyarakat.
Pemerintah sudah menyiapkan rencana, salah satunya adalah peningkatan sumber daya manusia dengan menggelontorkan anggaran besar untuk pendidikan guna menghilangkan kesenjangan pengetahuan dan keterampilan di antara pekerja yang kebanyakan anak muda.
Baca Juga: Sri Mulyani, BI, OJK, dan LPS Rundingkan Paket Komplet agar Perekonomian Stabil
“Dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang unggul, inovatif, berintegritas, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045, pemerintah akan mempersiapkan anggaran pendidikan sebesar Rp660,8 triliun atau 20 persen pada APBN 2024,” pungkas Bendahara Negara ini. (STA)