
Didi juga menambahkan bahwa perilaku panic buying dari konsumen dapat menentukan bahan pokok langka dan harga naik. Sehingga, ia mengharapkan masyarakat bisa mengukur standar kebutuhan perharinya.
“Jangan mudah percaya dengan isu bahan pokok langka, harga melonjak dan sebagainya. Untuk mendistribusikan bahan pangan ada pertimbangannya agar balance yaitu, antara kebutuhan dan permintaan,” jelasnya.
Berita Terkini:
- NTBSatu Kolaborasi dengan Prodi KPI UIN Mataram Gelar Bootcamp Jurnalistik
- Teropong Peluang Industri Olahraga, Prodi PJKR STKIP Tamsis Bangun Diskusi Strategis dengan Anggota Komisi III DPRD Bima
- Akibat Penumpukan Utang, DPRD Temukan Sejumlah Perusahaan Blokir Akun Belanja RSUD Provinsi NTB
- Dugaan Korupsi Lahan MXGP Samota Naik Penyidikan
Maka dari itu, Didi mengharapkan agar masyarakat dapat menjaga pola pembelian kebutuhan pokok agar harga kembali normal.
“Kalau itu mampu dijaga dengan baik, harga pun akan tetap normal. Maka masyarakat harus dibatasi, tidak boleh memborong bahan pokok agar tidak terkesan penimbunan,” pungkasnya. (WIL)