Kemudian, persentase Stunting berdasarkan Kabupaten/Kota se-NTB, secara konsisten masih perlu melakukan pendampingan secara berkesinambungan untuk pencegahan dan penanganan stunting. Terutama Lombok Timur (17,24 persen) dan Lombok Utara (18,03 persen) yang masih di atas target NTB dan target nasional.
“Lombok Timur penduduknya kan banyak, tapi kita tetap bersyukur, dengan angka demikian tetap menunjukkan progres penurunan,” terangnya.
Sementara itu, 8 kabupaten/ kota lainnya sudah melampaui target yang ditetapkan, seperti Sumbawa Barat (7,64 persen); Sumbawa (8.47 persen); Dompu (10.89 persen); Kabupaten Bima (11,78 persen); Lombok Barat (12,38 persen); Kota Bima (12,39 persen); Lombok Tengah (12,39 persen) dan Kota Mataram (14,24 persen).
“Melihat progres penurunan tersebut saya optimis, jika suatu saat nanti kasus stunting di NTB akan berada di angka nol,” ujarnya.
Meski data yang dipakai NTB berbeda dengan data yang dihasilkan oleh Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), Umi Rohmi mengaku sangat percaya diri dengan data yang dihasilkan e-PPGBM. Pasalnya, data tersebut sudah berdasarkan survei by name by address.
“Kan belum ada data by name by address secara nasional, NTB Sudah punya,” ucapnya.
Salah satu upaya nyata yang dilakukan oleh Pemprov NTB dalam menekan angka Stunting adalah mengubah posyandu konvensional menjadi posyandu keluarga.
Berita Terkini :
- Jawaban Najwa Shihab Ditawari Cak Imin Jadi Ketua Timses AMIN
- Kapolda NTB Imbau Masyarakat Jaga Ketertiban Selama Event MotoGP
- Kejati NTB Ajukan Pencekalan Dirut PT AMG Setelah Penahanan Ditangguhkan Hakim
- Polisi Terima Delapan Laporan Dugaan Penipuan FEC
- Jaksa Geledah Tiga Tempat di KSB, Usut Dugaan Korupsi Perusda