“Satpam itu kan peralatannya seperti itu. Dulu kita bawa sangkur (sejenis pisau) dan pentungan, tapi tujuannya bukan untuk itu, tapi membela diri. Tapi sangkur kan sudah tidak diperbolehkan,” terang Putrawan.
Tidak hanya mahasiswa, sambungnya, akibat kericuhan tersebut setidaknya tiga satpam turut mengalami luka-luka ringan.
Saat disinggung terkait naiknya pembiayaan tes mandiri, Prof Bambang mengklaim, pihaknya sudah melakukan riset terlebih dahulu. Menurutnya kebijakan itu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Baca Juga:
- Usai Dicopot PSSI, STY Terima Tawaran Main Film di Indonesia
- Cek Fakta: Dugaan Suap WNA China di Jalur Hijau Imigrasi Dibantah Ditjen Imigrasi
- Cerita Hashim Djojohadikusumo Tentang Prabowo Tolak Sogokan
- Pemkot Mataram Minta Dukungan Kementerian Wujudkan Transportasi Publik Listrik
“Berdasarkan PP No 22 Tahun 2023, itu menetapkan biaya tes mandiri itu sebesar Rp 500 ribu. Kita sudah kaji dampak faktor sosial dan ekonominya,” tegasnya.
Ia juga menilai, angka tersebut ditentukan oleh Satker dengan berbagai pertimbangan, serta dampak inflasi yang sudah terjadi dalam belasan tahun belakangan.
“Ini sudah 13 tahun tidak berubah angkanya. Bayangkan berapa inflasi selama 13 tahun tidak berubah nilainya,” sambungnya.
Belum lagi, tes penerimaan mahasiswa baru Unram kali ini menggunakan tes berbasis komputer yang membutuhkan anggaran lebih besar.
“Dulu pakai kertas, dua hari sudah selesai. Sekarang komputer, lamanya tes selama dua pekan, itu butuh biaya,” tutupnya. (KHN)