ADVERTORIAL

Ajang “Wastra Nusa Tenggara Barat” Pamerkan 39 Kain, Upaya Tonjolkan Budaya NTB

Mataram (NTB Satu) – Pembukaan Pameran “Ragam Wastra Nusa Tenggara Barat” dengan Tema “Motif Wastra NTB” digelar Rabu 6 Juli 2023.

Kegiatan diadakan oleh Museum Negeri NTB, merupakan salah satu rangkaian ajang Lombok Internasional Modest Festival (LIMOFF) NTB 2023.

IKLAN

Kegiatan yang dihadiri oleh Dekranasda NTB, sejumlah perwakilan perangkat daerah, dan pecinta pelestari kain tenun NTB untuk memeriahkan acara pembukaan tersebut.

Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam mendedikasikan Pameran Wastra NTB tersebut sebagai konektivitas dari kegiatan strategis Pemprov NTB.

“Dengan Menampilkan 39 kain yang dimana 29 dari koleksi Museum dan sisanya 10 kain dari enam pemerhati, pecinta dan pelestari kain tenun yang ada di NTB,” jelasnya Rabu 5 Juli 2023.

Nuralam menambahkan, masyarakat NTB memiliki variasi pada bidang kain tenun, menjadi penyemangat, bahwa NTB memiliki kekayaan luar biasa dari segi tenun.

IKLAN

“Kita juga berharap masyarakat NTB bisa lebih antusias dibandingkan dengan tahun kemarin sekitar 8.700 pengunjung dan semoga tahun ini melebihi pameran sebelumnya,” harapnya.

Penampilan beberapa tarian persembahan “Puspa Jali” dan “kembang sembah” pada kegiatan tersebut cukup menonjolkan budaya khas dari NTB.

Ketua Dekranasda NTB Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah mengatakan sangat mengapresiasi pameran tersebut.

Baca Juga :

Banyaknya kain tradisional yang merupakan warisan dari para leluhur NTB, dengan menampilkan beragam corak warna dan bentuk dari berbagai daerah.

“Pameran di Museum NTB ini memberikan kesempatan kepada kita semua untuk bisa melihat dan mulai mencintai kain wastra atau tradisional yang merupakan kekayaan budaya NTB,” jelasnya.

Rangkaian ajang internasional LIMOFF akan mendatangkan para tamu, desainer baik nasional dan internasional, merancang busana dengan bahan dasar kain wasra NTB

“Pada pameran di Museum masyarakat bisa melihat kain dalam bentuk asli dan pada ajang LIMOFF kain tersebut berubah menjadi busana indah baik pesta, kerja cashual yang dipakai sehari-hari,” ujarnya.

Niken berharap dengan banyaknya masyarakat yang menggunakan kain tradisional sebagai bahan dasar pakaian sehari-hari, menimbulkan rasa semangat kepada para penenun untuk menghasilkan kain tradisional, dan kain tersebut tetap lestari hingga masa yang akan datang. (WIL)

IKLAN

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button