Kota Bima Curigai ada Pengaturan Skor Wushu, Ketua KONI Mataram : Mereka yang tidak paham

Mataram (NTB Satu) – Kekecewaan Kontingen Kota Bima meluap saat atlet wushu mereka dinyatakan kalah pada partai final wushu kelas 70 kilogram putra melawan Kota Mataram pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XI NTB 2023, yang berlangsung di Aula Pendopo Wali Kota Mataram, Selasa, 21 Februari 2023.

Akhir laga diwarnai kericuhan saat perwakilan Kota Bima, Habib Muhdar dinyatakan kalah oleh perwakilan Kota Mataram, Ferdian Syahputra meski lebih mendominasi pertarungan.

“Babak pertama kami akui atlet mereka menang, karena kami keluar arena dua kali. Tapi babak kedua, atlet mereka terus dihajar oleh atlet kami sampai hampir pingsan. Terus pas pengambilan keputusan, juri memenangkan mereka. Rumus dari mana itu?” tanya Ketua Harian Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bima, Sudirman.

Sehingga pihaknya menduga adanya permainan di belakang berupa pengaturan skor untuk memenangkan perwakilan Kota Mataram.

“Apa karena uang? Wasit di sini sudah tidak sportif, bagaimana olahraga bisa maju. Sudah diatur (skor) begini. Sudah kebaca bahwa ini curang,” tuduhnya dengan nada emosi.

Saat dikonfirmasi terkait tudingan tersebut, Ketua KONI Kota Mataram, Firadz Pariska menyangkal tuduhan tersebut, dan menyebut mereka lah yang tidak paham peraturan bela diri wushu.

“Kebetulan saya menyaksikan. Jadi begini, setiap olahraga bela diri beda poin prioritas. Kalau tinju mungkin pukulan yang masuk, kalau taekwondo tendangannya, kalau wushu itu poin besarnya teknik dorongan. Walaupun babak belur tidak begitu ngaruh. Tidak betul pengaturan skor itu, mereka saja yang tidak paham,” singgung Firadz.

Karena wushu merupakan cabor yang terbilang baru dalam perlombaan di NTB, Firadz berencana untuk lebih giat mensosialisasikannya pada masyarakat, agar tidak timbul kesalahpahaman berulang. (RZK)

Exit mobile version