Mataram (NTB Satu) – Gelaran Festival Pesona Bau Nyale 2023 menyisakan beberapa kiritkan, antara lain minimnya ketersediaan fasilitas toilet umum, minimnya petunjuk jalan dan lampu di sepanjang ruas menuju lokasi acara. Padahal, Festival Bau Nyale turut dimasukkan ke dalam kalender Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023.
Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB, Baiq Ika Wahyu Wardani mengatakan, pihaknya turut menyoroti peran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) untuk mendukung gelaran Festival Bau Nyale. Ika merasa bahwa masuknya Festival Bau Nyale ke dalam kalender KEN 2023 tidak terlalu memberi dampak yang signifikan.
“Kalau tidak ada kelengkapan fasilitas, hal tersebut dipastikan dapat merusak citra pariwisata NTB di kalangan wisatawan. Bagi saya, ketersediaan toilet di setiap destinasi wisata adalah hal yang wajib. Namun, untuk menanggulangi kebutuhan toilet, kami sempat menggunakan toilet-toilet milik warga,” ungkap Ika, dikonfirmasi NTB Satu, Senin, 13 Februari 2023.
Selanjutnya, Ika menyarankan kepada Dinas Pariwisata Lombok Tengah dan Dinas Pariwsata NTB untuk bekerjasama memperbaiki seluruh fasilitas penunjang yang akan dihadiri wisatawan penikmat gelaran Festival Bau Nyale. Karena Festival Bau Nyale tetap dilaksanakan setiap tahun, maka ketersediaan fasilitas sanitasi adalah hal yang wajib.
“Terlepas dari itu, kami sadar bahwa setiap destinasi pariwisata pasti memiliki aspek lebih mau pun kurang,” terang Ika.
Ika menyatakan sikap prihatinnya jika melihat jumlah anggaran yang tersedia untuk Festival Bau Nyale. Gelaran tersebut terlaksana lantaran masuk ke dalam kalender Kharisma Event Nusantara (KEN) 2023. Karena Festival Bau Nyale masuk ke dalam kalender KEN 2023, Ika sangat berharap pemerintah pusat juga memberikan bantuan yang berarti, dan tidak hanya memberikan kritikan.
“Bagi saya, apa manfaatnya Festival Bau Nyale dimasukkan ke dalam kalender KEN 2023 kalau tidak ada penataan dan bantuan dari pemerintah pusat?” tanya Ika.
Apabila terdapat kekurangan dalam Festival Bau Nyale, Ika menganggap bahwa hal tersebut wajar-wajar. Sebab, pihak terkait hanya diberikan anggaran yang sangat minim. Ke depannya, BPPD NTB akan memperbaiki seluruh hal teknis pelaksanaan Festival Bau Nyale.
Sebagai lembaga promosi pariwisata, BPPD NTB menaruh standar tertentu, yaitu mempromosikan destinasi yang memang benar-benar layak untuk dipromosikan. Indikator dari kelayakan tersebut adalah suatu destinasi wisata paling tidak memiliki fasilitas sanitiasi yang baik dan terstandar.
“Kalau kami mempromosikan destinasi yang tidak layak, maka hal itu adalah semata-mata merugikan. Kami hanya mau mempromosikan destinasi pariwisata yang memang layak dikunjungi,” pungkas Ika. (GSR)