Benda Bersejarah Pulau Lombok Masih Tersebar di Masyarakat, Perawatannya Dikhawatirkan Tak Maksimal

Mataram (NTB Satu) – Hasil penelitian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan benda-benda bersejarah di Pulau Lombok banyak tersebar di masyarakat.

Benda-benda bersejarah tersebut berada di masyarakat karena bendanya merupakan turun-temurun dan menjadi sejarah bagi keluarga sehingga disimpan sendiri.

Kepala Museum Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Ahmad Nuralam, S.H., MH., menyampaikan jumlah benda bersejarah di Pulau Lombok memang cukup banyak dan perlu diberikan perawatan agar tidak rusak.

“Ada beberapa fenomena yang kita temukan di masyarakat dalam merawat benda-benda bersejarah tersebut, seringkali karena kurangnya pengetahuan dan pendekatan yang mengarah pada keyakinan, sehingga benda-bendanya hanya dibuka saat waktu tertentu saja yang menyebabkan perawatannya terlewatkan,” ungkap Ahmad pada Jumat, 10 Februari 2023.

Salah satu benda bersejarah yang berada di masyarakat Lombok, yaitu Al-Qur’an tulis tangan yang ada di Desa Batu Kumbung, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat.

“Contohnya Al-Qur’an tulis tangan yang adadi Desa Batu Kumbung itu disimpan dalam kotak kayu, lalu dibalut kain dan ditaruh di tempat gelap. Secara ilmiah itu akam mempengaruhi kelembapan dan memicu munculnya rayap dan spora,” jelas Ahmad.

Mengetahuai hal tersebut, Museum NTB telah melakukan sosialisasi dan edukasi terkait pemeliharaan benda-benda yang bernilai sejarah dan kebudayaan yang bersifat logam maupun non logam.

“Kami sudah melalukan edukasi kepada masyarakat Batu Kumbung untuk Al-Quran tulis tangan itu dan kami sudah mendorong untuk ada perawatan secara rutin seperti diangin-anginkan, dibersihkan dengan kuas agar menghindari spora tumbuh dan kotaknya diberikan kapur barus atau minyak yang bisa menguatkan kayu dan mematikan hewan pengerat lainnya,” tambah Ahmad.

Untuk benda bersejarah yang bersifat logam, Museum NTB memiliki laboratorium yang dapat membantu masyarakat untuk belajar tentang menjaga dan melestarikan benda-benda tersebut.

“Kalau logam, kami punya laboratorium yang bisa digunakan masyarakat untuk belajar cara membersihkan benda-benda pusakanya. Bisa datang ke kami dan nanti dibantu dijelaskan bagaimana standa operasional membersihkan benda bersejarah yang dimiliki dan standa ini dilakukan di seluruh museum di Indonesia,” pungkas Ahmad. (JEF)

Exit mobile version