Mataram (NTB Satu) – Gelaran “Aksi Smanda Reunion” pada Rabu, 4 Januari 2023 malam di Parkiran Timur Lombok Epicenterum Mall menyisakan kekecewaan dari berbagai pihak. Kekecewaan tersebut salah satunya terkait dugaan tiket berporporasi palsu yang diduga dijual oleh pihak penyelenggara.
Salah seorang penonton yang enggan disebutkan namanya mengaku cukup kecewa dengan teknis pelaksanaan “Aksi Smanda Reunion”. Ia mengaku telah membeli tiket official di SMAN 2 Mataram, namun saat hendak menghadiri gelaran tersebut, tiketnya disita oleh petugas dari Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Mataram.
Sebab, pihak BKD Kota Mataram menyatakan bahwa porporasi tiket yang dimiliki penonton tersebut tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Kami membeli tiket langsung di gerai yang dibuka panitia di halaman SMAN 2 Mataram, di hari pertama penjualan. Penukaran tiket juga langsung dilakukan di loket penukaran yang dibuka panitia. Jadi, kami seharusnya tidak mendapat tiket palsu. Kecuali, jika panitianya sendiri yang menjual tiket berporporasi palsu,” ungkap penonton itu kepada NTB Satu, Kamis, 5 Januari 2022.
Selanjutnya, penonton tersebut menceritakan, sebelum masuk, ia melalui dua pemeriksaan. Pertama oleh seorang berseragam panitia dan membawa senter ultraviolet. Setelah disorot, ternyata tiketnya dinyatakan asli karena terdapat hologram. Selanjutnya, tiket diperiksa oleh petugas yang mengenakan seragam bertuliskan pajak.
“Petugas ini ternyata dari BKD Kota Mataram. Merekalah yang menyatakan tiket kami porporasinya palsu. Karena itu tiketnya disita dan kami dipersilakan masuk tanpa tiket,” beber penonton itu.
Kejadian ini memperkuat dugaan bahwa tiket tersebut dikeluarkan resmi oleh panitia, namun porporasinya dipalsukan.
Indikasi tersebut kemudian diperkuat dengan keterangan dari salah seorang penonton lainnya, Muhammad Hamid yang merupakan alumnus SMAN 2 Mataram
Ia menyatakan bahwa ia telah membeli tiket official, langsung ke e-mail panitia dan mendapatkan kwitansi. Namun, pada saat ia datang ke acara, tiba-tiba pengurus acara mengatakan bahwa tiket miliknya adalah tiket palsu.
“Saya kemudian bingung. Karena penonton membludak, saya langsung curiga bahwa adanya tiket-tiket palsu,” ujar Hamid.
Kepada panitia, Hamid berharap agar permasalahan tiket asli berporporasi palsu ini tidak terulang kembali. Ia merasa sangat kecewa.
“Sebab, saya telah membeli tiket sesuai dengan ketentuan yang diatur panitia, namun saya ternyata tidak diperbolehkan masuk,” tandas Hamid.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 2 Mataram, Karsinah mengatakan, untuk tiket yang palsu, sebenarnya pihak OSIS SMAN 2 Mataram telah datang ke Badan Keuangan Daerah (BKD) Kota Mataram untuk memporporasi tiket sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Ia menerangkan, setelah dilakukan penghitungan bersama, OSIS SMAN 2 Mataram kemudian mengambil tiket yang telah diporporasi.
“Namun, saat tiket akan diambil, jumlah tiket berkurang sebanyak 500 biji dari jumlah awal,” ungkap Karsinah, ditemui NTB Satu di ruang kerjanya, Kamis, 5 Januari 2022. (GSR)