Mataram ( NTB Satu) – PT PLN (Persero) mengembangkan pemanfaatan lahan yang berada di dekat jalur SUTT 150 kV Switching – Tanjung menjadi lokasi eduwisata farming pengembangan bibit tanaman rempah, sayur mayur, dan buah-buahan di desa persiapan Tunjung Are, Kecamatan Batulayar Lombok Barat.
PLN menyulap lokasi lahan yang memiliki luas 45 are tersebut menjadi lokasi perkebunan yang mengembangkan bibit tanaman rempah, buah – buahan, dan sayur mayur. Mengusung konsep EduFarm, kelompok tani sejahtera memberikan pengalaman pengunjung yang datang memetik sendiri sayur mayur, dan pengalaman bercocok tanam sekaligus disuguhkan suasana perkampungan dan panorama perbukitan Judar yang membentang di sekitar kampung.
Fathul Aziz, Kepala Lahan kelompok penerima bantuan TJSL PLN menuturkan, sampai saat ini pengunjung yang datang didominasi oleh para ibu rumah tangga. Mereka memetik sendiri sayur mayur yang dibutuhkan di kebun tanam dan tentunya masih segar.
“Sekali kunjungan ada sekitar 10-15 orang per kelompok, dan mereka menikmati pengalaman memetik langsung dari kebun sambil mengabadikan momen yang mereka lakukan” Ujar Fathul.
Saat ini, lokasi tersebut mulai menerima pengunjung yang datang untuk belajar dan mengetahui ilmu bertani, khususnya rempah, sayur mayur dan buah-buahan.
“Umumnya para pelajar dari sekolah dan taman kanak-kanak yang datang belajar atau mengikuti eduwisata farming” Sambung Fathul
Fathul merincikan bahwa saat ini kelompoknya tidak hanya mengandalkan wisata pertanian, namun sudah mulai untuk menjalin kerjasama dengan pelaku usaha pertanian dan pemerintah Desa yang ingin mengembangkan program ketahanan pangan di desa masing – masing.
Program ketahanan pangan yang diusung beberapa pemerintah Desa, lanjut Fathul adalah pengembangan rempah-rempah dan buah-buahan, dan pihaknya menyuplai kebutuhan bibit sekaligus pendampingan dari proses pembibitan, penyemaian, perawatan, hingga menghubungkan dengan kebutuhan pasar.
“Sejauh ini dari kegiatan kelompok, kami menerima omset sekitar 15 juta perbulan, diluar dari penjualan produk olahan” Kata Fathul.
Sementara itu, General Manager PLN UIP Nusa Tenggara, Wahidin mengatakan bahwa pengembangan konsep EduFarm merupakan inisiasi program bantuan sosial yang merangkul minat dan kapasitas masyarakat yang berada di sekitar ring 1 proyek pembangunan infrastruktur kelistrikan, sehingga mampu mengangkat potensi sumber daya manusia yang berwawasan lingkungan dan dapat menghasilkan kemandirian ekonomi.
“Kami terus berupaya mengembangkan potensi masyarakat di sekitar lokasi infrastruktur kelistrikan, yang PLN bangun,” kata Wahidin
Wahidin menambahkan, peran aktif yang dilakukan pihaknya, dengan mengusung pemberdayaan SDM dan menciptakan asas kemanfaatan yang memaksimalkan potensi di wilayah desa, menjadikan program TJSL PLN harus tepat sasaran, memiliki konsep dan ukuran yang dapat dipertanggungjawabkan, melalui pendekatan metode social return of investment yang diaplikasikan secara bertahap.
“Kelompok masyarakat yang menerima manfaat sejauh ini sangat antusias dan terus melakukan inovasi untuk mengembangkan kelompoknya, karena bagaimanapun juga, asas kemandirian dan keberlanjutan haruslah dapat tercipta dari aktifitas kelompok itu sendiri,” demikian Wahidin.(ABG)