Penonton Konser Cenderung Abaikan Prokes, Dinkes NTB Ingatkan Pandemi Belum Berakhir

Mataram (NTB Satu) – Terhitung sejak Maret 2022, bertepatan dengan momentum terlaksananya gelaran MotoGP di Pertamina Mandalika International Circuit, Pulau Lombok banjir dengan konser musik.

Dengan pengamatan langsung NTB Satu di berbagai lokasi konser, banyak penonton tidak menerapkan protokol kesehatan secara maksimal. Panitia penyelenggara konser juga tidak terlalu mengingatkan perihal pemberian vaksin booster kepada para penontonnya.

“Pandemi Covid-19 masih berlangsung. Panitia harus tetap mengimbau dan mengingatkan seluruh penikmat konser agar menerapkan protokol kesehatan (prokes) dan menganjurkan vaksin booster,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) NTB, dr. H. Lalu Hamzi Fikri, Selasa, 20 September 2022.

Di tengah banyaknya konser yang digelar di Lombok, Dinkes NTB mengingatkan agar selalu menerapkan prokes. Selain penerapan prokes, usahakan bahwa penikmat konser telah tervaksin, terlebih vaksin booster. Apabila terdapat orang terpapar Covid-19 saat menonton konser, dikarenakan telah divaksin, gejala sakit yang akan ditimbulkan tidak terlalu berat dan berisiko.

“Ayo bantu pemerintah dan ikutilah anjuran untuk memperbanyak penerima vaksin booster,” terang Fikri.

Dalam menyikapi fenomena banjir konser yang tengah terjadi di Pulau Lombok, Dinkes NTB tidak mempermasalahkan kegiatan-kegiatan yang ramai dan mengumpulkan banyak massa. Namun, Dinkes NTB mengimbau kepada penonton agar selalu bersikap tenang, waspada, dan tetap anjurkan penikmat konser agar mendapat vaksin booster terlebih dahulu.

“Sebab, masih terdapat banyak risiko, termasuk penularan,” ujar Fikri.

Menurut keterangan dari Fikri, Dinkes NTB tetap mendorong dan berusaha dalam mempercepat vaksinasi, terutama pada vaksin booster. Sebab, penerima vaksin tingkat satu dan dua telah mencapai angka lebih dari 80 persen.

“Sedangkan, penerima vaksin booster hanya mencapai 37,70 persen. Sementara pemberian vaksin tingkat empat pada anggota tenaga kesehatan telah menginjak angka 41,41 persen,” info dari Fikri.

Dalam melihat fenomena konser, risiko transimisi Covid-19 masih membayang-bayangi setiap wilayah di Indonesia, termasuk NTB.

Walaupun masih dalam kategori terkendali, kasus aktif Covid-19 di NTB mencapai angka 13 penderita per 19 September 2022. Oleh karena itu, Fikri akan selalu mengingatkan agar waspada.

Memang, berbagai elemen masyarakat menginginkan agar aman dan produktif. Namun, pandemi Covid-19 tidak berhenti pada masalah kesehatan melainkan multidimensi.

“Bahkan, ekonomi, sosial, politik pun punya pengaruh pada pandemi Covid-19. Di satu sisi, kami memang harus menahan manusia dan barang yang berpotensi menularkan Covid-19. Namun, di sisi lain, ekonomi memang harus berputar,” pungkas Fikri. (GSR)

Exit mobile version