Keluhan Kesehatan Akibat Kemarau, Warga Diminta Datangi Puskesmas

Mataram (NTB Satu) – Memasuki pertengahan September 2022, sembilan kabupaten dan kota di NTB, kecuali Kota Mataram, telah menetapkan status siaga bencana kekeringan. Bahkan, Kabupaten Lombok Timur dan Kabupaten Sumbawa telah meningkatkan statusnya menjadi tanggap darurat kekeringan. Kemudian, muncul kekhawatiran mengenai penyakit yang akan timbul sebagai imbas dari kekeringan.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan NTB, dr. Lalu Hamzi Fikri mengatakan, pihaknya bakal memperkuat upaya promotif dan preventif untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama musim kering terjadi.

“Jangan sampai masyarakat mandi dan minum air yang tidak bersih,” ujar Lalu Hamzi Fikri, Jumat, 9 September 2022.

Sampai saat ini, telah tersedia 175 unit Puskesmas yang tersebar di 10 kabupaten/kota di NTB. Apabila masyarakat mengalami keluhan akibat imbas dari kekeringan, segera periksakan diri di Puskesmas.

“Kami tentu tidak ingin masyarakat sakit. Tapi, kalau ada keluhan, segera periksa di Puskesmas, jangan ditunda,” papar dokter Fikri.

Lebih lanjut Fikri menerangkan, peran dari Dinas Kesehatan NTB dalam ikut mengantisipasi bencana kekeringan adalah secara konsisten meningkatkan proses sanitasi dan pelayanan kesehatan.

“Kami bakal berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan di tingkat kota dan kabupaten, semoga tidak terdapat masalah yang terlalu berarti,” harap Fikri.

Hampir seluruh bagian tubuh manusia terdiri dari cairan. Maka dari itu, manusia memang sangat membutuhkan air bersih. Menurut Fikri, selain faktor perilaku, genetik, serta sanitasi, kebersihan lingkungan dan penyediaan air bersih adalah faktor paling dominan dalam meningkatkan derajat kesehatan.

“Upaya-upaya pemantauan sanitasi untuk daerah-daerah, sebenarnya telah kami lakukan jauh sebelum masa tanggap darurat kekeringan. Jadi, jangan khawatir untuk proses pemantauan sanitasi dan pelayanan kesehatan yang sekiranya kekurangan air bersih,” ungkap Fikri.

Tim dari Dinas Kesehatan NTB telah bergerak ke setiap wilayah untuk melakukan pemantauan. Setelah memantau, tim pemantau akan melakukan asesmen mengenai suatu wilayah dan akan mengirimkan data kepada Dinas Kesehatan NTB.

“Sejauh ini, belum terdapat temuan yang bersifat gawat darurat,” pungkas Fikri. (GSR)

Exit mobile version