Mega Proyek Jembatan Lombok – Sumbawa Batal

Mataram (NTB Satu) – Kerja sama penyusunan studi kelayakan tentang rencana pembangunan Jembatan Lombok – Sumbawa terputus. Dengan demikian, saat ini mega proyek jembatan Lombok – Sumbawa dipastikan batal.

Menanggapi hal itu, Sekretaris Daerah NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi M.Si., mengatakan, seluruh rancangan investasi di NTB, kini berada dalam tahapan yang lebih realistis. Saat ini, Pemerintah Provinsi NTB lebih fokus untuk mengendalikan inflasi. Menurut Gita, rencana-rencana investasi mesti dikoreksi.

“Pemprov NTB tengah mengikuti perkembangan. Kalau memang rencana investasi tertunda, kami akan terus mencoba meningkatkan pelayanan moda transportasi laut yang menghubungkan kedua pulau ini,” ungkap Gita, ditemui NTB Satu di Gedung DPRD NTB, Rabu, 24 Agustus 2022.

Maka dari itu, Gita meminta Dinas Perhubungan NTB agar terus berikhtiar meningkatkan pelayanan rute penyeberangan Kayangan-Pototano, begitu pun sebaliknya.

“Hal itu dilakukan supaya semuanya berjalan lancar,” papar Gita.

Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi NTB, Iswandi membenarkan perihal pemberhentian proyek Jembatan Lombok – Sumbawa.

Padahal, Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah S.E., M.Sc., telah menandatangani kesepakatan bersama dengan PT. Nabil Surya Persada pada Rabu, 23 Desember 2020. Kerja sama tersebut dilakukan untuk studi kelayakan rencana pembangunan Jembatan Lombok – Sumbawa.

Iswandi memaparkan, pemutusan kerja sama dengan PT. Nabil Surya Persada, sesuai dengan hasil rapat yang digelar Pemprov NTB. Namun, Iswandi enggan menjelaskan lebih lanjut perihal penyebab pemutusan kerja sama tersebut.

“Pemprov NTB telah memutuskan melalui rapat. Kerja sama tidak berlanjut mungkin lantaran Pandemi Covid-19,” terang Iswandi.

Rencana pembangunan Jembatan Lombok – Sumbawa tidak dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) NTB 2019 – 2023.

Dengan panjang jembatan 16,5 kilometer, total biaya konstruksi mencapai Rp17 triliun. Apabila ditambah dengan akesoris, maka dibutuhkan biaya sekitar Rp20 triliun. (GSR)

Exit mobile version