Upacara “Betetulaq” Digelar Setelah Absen 3 Tahun, Wali Kota Mataram Menitikkan Air Mata

Mataram (NTB Satu) – Meski sebagai Ibu Kota Provinsi, Kota Mataram masih teguh memegang tradisi religius dan tradisional khas suku sasak. Salah satu yang menggambarkan itu adalah upacara Betetulaq yang diselenggarakan oleh masyarakat Rembiga Timur.

Terlihat acara tersebut dihiasi oleh paduan atraksi kebudayaan dan keagamaan, seperti musik sasak kecimol, peresean, wayang kulit, dan iringan dulang dari masjid ke tempat acara. Lalu di tempat acara dilakukan selawatan dan doa kolosal dalam bahasa arab dan dalam bahasa Betetulaq itu sendiri.

Terakhir, ditutup dengan makan bersama dari dulang yang disediakan. Menurut tokoh adat di sana, acara Betetulaq diartikan sebagai tolak bala dan kembali kepada Allah.

Wali Kota Mataram, Mohan Roliskana yang juga hadir dalam acara yang diselenggarakan pada Selasa, 9 Agustus 2022 tersebut mengaku sangat merindukan acara syukuran penuh kebatinan seperti Betetulaq ini, sebagai simbol atau identitas masyarakat lokal.

“Hampir tiga tahun tidak bisa dilaksanakan karena musibah dan lain-lain, acara ini penuh sentuhan emosional, terasa sekali bentuk kebatinan atas penghargaan yang diberikan. Saya sampai menitikkan air mata waktu duduk tadi. Acara seperti ini penting untuk menjaga identitas sebagai khazanah yang sangat berharga,” ujar Mohan selepas disematkan selendang khas Lombok oleh tokoh adat Rembiga Timur.

Salah satu yang menarik dari acara yang berlangsung sekitar 2 jam tersebut adalah, sajian dalam dulang tersebut harus dari unsur sayur mayur dan olahannya. Tidak boleh ada makanan dari unsur hewan, kecuali telur.

Terakhir Mohan berpesan, agar acara tradisional seperti ini dapat terus lestari di Kota Mataram.

“Semoga ke depannya dapat terus kita laksanakan untuk terus menjaga semangat bersama,” seru Mohan kepada ratusan masyarakat yang hadir. (RZK)

Exit mobile version