Kapolda NTB Geram Saat Rapat Internal, Cium Dugaan Praktik Ijon dan Korupsi di Internal ?

Mataram (NTB Satu) – Kapolda NTB Inspektur Jendral Polisi Djoko Poerwanto mencium adanya dugaan praktik ijon hingga perbuatan koruptif di dalam internal kepolisian yang dipimpinnya. Hal itu membuat Jendral bintang dua itu merasa geram, sehingga mengeluarkan warning bahkan kata-kata keras dan tajam terhadap oknum yang bermain di ranah itu.

Pernyataan Kapolda tersebut terekam dalam video pada saat rapat internal bersama jajarannya beberapa pekan lalu. Dalam video yang berdurasi satu 1 menit 40 detik itu, Kapolda terlihat dengan raut wajah marah memberi peringatan keras kepada jajarannya.

“Saya harus bilang baji””an, mohon maaf tapi teman-teman yang melakukan praktik kotor itu saya harus bilang baji””an. Ini menodai apa yang teman-teman janjikan kepada Tuhan,” ungkap Kapolda dalam video itu.

Kapolda mengaku sudah memiliki fakta terhadap siapa saja yang bermain dan melakukan praktik nakal tersebut.

“Saya juga yakin banyak teman-teman yang tidak suka sama saya. Akan tetapi saya sudah punya faktanya siapa yang melakukan praktik itu, apa yang harus kita lakukan terhadap oknum yang bermain ini, pak Wakapolda ?” sambung Djoko seraya melempar pertanyaan kepada Wakapolda Brigjen Polisi Ruslan Aspan.

Dalam video tersebut, Jendral bintang dua itu menyebut tindakan semacam itu merupakan tindakan koruptif, karena adanya praktik ijon, dimana adanya penentuan tarif transaksi di awal.

Sementara itu Kabid Humas Polda NTB, Kombes Pol Artanto ditemui usai konferensi pers ungkap kasus di Mapolda NTB menagatakan, pernyataan Kapolda Djoko Poerwanto saat itu hanya sebatas mengingatkan jajarannya.  Dimana peringatan keras itu, agar jajarannya tidak terjebak dalam segala kegiatan yang bersifat transaksional.

“Bapak Kapolda mengingatkan kami agar jangan terjebak dalam segala kegiatan yang bersifat transaksional. Kami juga diingatkan agar tetap mengerjakan kegiatan pelayanan dengan hati nurani,” kata Artanto ke Ntbsatu.com.

Masih kata Artanto, pelayanan yang dimaksud tidak hanya diberikan kepada masyarakat, namun juga kepada internal kepolisian. “Makanya pak Kapolda itu harus keras memberikan warning ke kami, supaya direspon jajarannya,” bebernya.

Pun ditanya terkait adanya indikasi kegiatan koruptif yang dimaksud Kapolda, Artanto mengatakan hal itu hanya sebagai pengingat bagi jajarannya di bawah. ” Tidak ada itu, tidak ada indikasi semacam itu ditemukan, yang jelas kami di sini selalu transparan,” pungkasnya. (MIL)

Exit mobile version