Mataram (NTB Satu) – Perum Bulog Wilayah NTB mendapat penugasan untuk membeli jagung petani, targetnya bisa menyerap 5.000 hingga 10.000 ton.
Pimpinan Wilayah (Pimwil) Perum Bulog Provinsi NTB, Abdul Muis mengatakan, sejak beberapa hari terakhir, timnya sudah bergerak ke lapangan melakukan serapan jagung petani di Pulau Sumbawa.
Perum Bulog NTB sudah diberikan LC (letter of credit/pembayaran dari pihak ketiga) sebanyak 5.000 ton sebagai langkah awal untuk menyerap hasil petani jagung yang ada di Provinsi NTB,” jelas Muis.
Dari 5.000 ton pesanan ini, terbagi sebanyak 1.000 ton serapan di Lombok Timur, 2.000 ton Sumbawa, dan 2.000 ton Dompu dan Bima. Sebagai langkah keseriusan pembelian, tim Bulog NTB sudah bergerak terus ke lapangan. Pemuatan hasil pembelian sudah dilakukan perdana dari Sumbawa.
“Hari ini ada dua truk lagi untuk pengiriman. Besok dari Dompu Bima juga ada pengiriman sebanyak sepuluh truk atau sekitar 260 ton,” katanya, ditemui Senin 30 Mei 2022 di Mataram.
Muis menambahkan, minimal dalam minggu pertama penugasan ini, Bulog sudah membeli sebanyak 1.000 ton dan minggu kedua, bisa tercapai 2.000 ton. Sampai 31 Desember bisa direalisasikan sebanyak 5.000 ton bahkan 10.000 ton.
Hasil serapan jagung petani ini tidak diendapkan. Polanya, beli dipetani, langsung dikirim ke Tulung Agung, Blitar. Hingga ke Jawa Tengah. Pembelian ini dilakukan oleh Perum Bulog untuk memenuhi kebutuhan didalam negeri, khususnya kebutuhan pengusaha – pengusaha ternak untuk pembuatan pakan.
Muis menambahkan, harga pembelian Rp4.400 perkilo. Termasuk pajak, ongkos angkut, re packing, dan bunga bank. Mengingat, pembelian jagung petani ini murni kegiatan komersil Perum Bulog.
Harga pembelian Perum Bulog ini jauh dari harga pembelian pengusaha sebelumnya yang hanya 3.000-an perkilo. Sementara di Peraturan Menteri Perdagangan, harga pembeliannya diatur Rp3.150 perkilo.
“Dengan hadirnya Bulog membeli seharga Rp4.400 perkilo di petani, di pengepul, petani bisa menikmati hasil usaha taninya. Tetap semangat mengembangkan tanaman jagung. Karena saat ini harga jagung di lapangan masih terbilang rendah,” imbuhnya.
Secara nasional, Perum Bulog ditargetkan menyerap jagung petani sebesar 50.000 ton. Dibagi ke daerah-daerah penghasil jagung, salah satunya di Provinsi NTB dengan serapan yang diharapkan 5.000 ton, sampai 10.000 ton. Sisanya diserap dari petani jagung yang ada di Jawa Timur. Dan daerah-daerah penggasil jagung lainnya.
Muis menambahkan, Perum Bulog sangat serius menyerap jagung petani. Di NTB sendiri, Bulog telah berinvestasi sebesar Rp130 miliar di Dompu untuk membangun silo kapasitas 9.000 ton. Tiga silo, masing-masing kapasitasnya 3.000 ton. Rencananya silo ini September sudah dioperasikan.(ABG)