Harga Pupuk Naik Hingga 40 Persen, Petani Tembakau Mengeluh

Mataram (NTB Satu) – Harga pupuk untuk komoditas perkebunan tembakau mengalami kenaikan hingga 40 persen. Kenaikan harga ini membuat petani tembakau semakin sulit.

Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Provinsi NTB, Sahminuddin mengatakan, kenaikan harga pupuk tembakau ini tentu akan berdampak langsung kepada biaya operasional/produksi tembakau.

Menurutnya, pupuk yang digunakan untuk tembakau ini kandungannya tidak seperti pupuk yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan pupuk pemerintah.

Pupuk-pupuk jenis ini biasanya disiapkan oleh perusahaan-perusahaan mitra, diantaranya PT. Djarum dan AOI. Pupuk ini disiapkan khusus untuk petani yang sudah menjadi mitra – mitra perusahaan. Ada juga yang dijual oleh salah satu penyedia di Lombok Timur. Namun harganya juga sama, naik sampai 40 persen.

“Pupuk mengalami kenaikan, bagaimana ndak semakin menyulitkan petani,” kata Sahminuddin.

Selain kenaikan harga pupuk, harga rokok juga sudah dinaikkan berdasarkan ketentuan pemerintah. Dengan kenaikan harga rokok ini, otomatis tingkat konsumsi rokok akan semakin berkurang. Dampaknya adalah serapan bahan baku (tembakau) juga akan berkurang. Sebab penurunan konsumsi rokok akan membatasi produksi perusahaan rokok.

“Di satu sisi harga pupuk naik otomatis biaya produksi naik. Di satu sisi harga rokok naik, pembelian akan kurang, kebutuhan tembakau perusahaan juga akan kurang, serba dilema,” imbuhnya.

Sahminudin menambahkan, tidak ada cara lain adalah pemerintah mendorong kenaikan harga beli tembakau sebesar kenaikan harga pupuk. Jika tidak diantisipasi dengan demikian, petani tembakau hanya akan menjadi korban.

“Pemerintah daerah melalui Dinas Perkebunan harus pro aktif menyuarakan kenaikan harga beli tembakau virginia. Jangan hanya menerima dari hasil rapat harga. Saat rapat harga pemerintah harus kritis menyampaikan kepentingan petani. Setidaknya, harus disuarakan jangan ada pihak yang untung, disisi lain ada pihak yang buntung,” demikian Sahminuddin.

Saat ini sudah mulai memasuki musim tanam tembakau. Antusiasme petani untuk menanam komoditas emas hijau ini tetap tidak berubah. Mengingat, tidak ada pilihan lain petani di Pulau Lombok selain tetap menanam tembakau.

Tembakau virginia merupakan salah satu komoditas andalan subsektor perkebunan di NTB. Dalam tujuh tahun terakhir luas panen tembakau virginia menempati areal lahan sawah rata-rata 21 ribu hektar per tahun atau sekitar 9,36% dari luas baku sawah NTB.

Usaha tani tembakau virginia banyak diusahakan di Kabupaten Lombok Timur dan sebagian besar pada lahan sawah irigasi teknis dan semi teknis. Besarnya minat masyarakat mengusahakan tembakau virginia kemungkinan dipicu oleh insentif ekonomi yang diterima petani. (ABG)

Exit mobile version