Mataram (NTB Satu) – Kota dan Kabupaten Bima akhirnya memiliki perpustakaan yang representatif, diresmikan Kepala Perpustakaan RI, Drs. Muhammad Syarif Bando, MM, Selasa 22 Maret dan Rabu 23 Maret 2022.
Pembangunan gedung baru perpustakaan ini menurut Bupati Bima, Hj. Dinda Damayanti Putri adalah penantian panjang masyarakat Bima. Lebih istimewa karena diresmikan langsung oleh Kepala Perpustakaan Nasional RI.
Bagi Dinda, gedung tiga lantai itu tidak ada pembedaan, tapi milik seluruh warga Dana Mbojo
“Perpustakaan ini milik seluruh masyarakat Bima, termasuk fasilitas yang ada di Gedung Layanan ini. Gedung ini menjadi kebanggan kita semua,” kata Dinda.
Dukungan penuh ada pemerintah pusat dan Pemprov NTB sehingga gedung tersebut berdiri, akan terus dikenang. Gedung dan buku di dalamnya diharapkan akan tumbuh penulis penulis baru yang menghasilkan SDM memadai.
Semua kalangan generasi pendidikan di berbagai tingkatan, termasuk PerguruanTinggi di Bima, diharapkan dapat memanfaatkan fasilitas tersebut.
“Kita semua mensyukuri ini semua sebagai anugerah Allah SWT,” ujarnya.
Sehari sebelumnya, diresmikan juga gedung perpustakaan Kota Bima. Wali Kota Bima HM Lutfi menjelaskan, dengan keberadaan perpustakaan, akan menambah minat baca masyarakat.
Keberadaan gedung juga akan memberi manfaat banyak untuk masyarakat dan daerah, sekaligus menjawab cita-cita selama ini.
“Bangsa besar itu budaya membacanya begitu kuat, begitu juga orang Bima mengenal aksara sebelum masuk zaman kesultanan. Budaya dokumentasi begitu banyak, naskah naskah juga tersimpan di museum,” ungkapnya.
Lutfi menambahkan, dengan fasilitas baca yang memadai dan ratusan ribu jenis buku yang disediakan, akan semakin menambah minat baca masyarakat.
Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando dalam sambutannya menginformasikan, perpustakaan tersebut dibangun dari DAK Fisik Bidang Pendidikan Sub Bidang Perpustakaan. Tujuan utamanya, menyiapkan infrastruktur pelayanan dasar. Kedua, mempercepat pembangunan daerah, serta ketiga untuk mempercepat terwujudnya agenda nasional dalam meningkatkan kualitas SDM sebagaimana visi Wakil Presiden RI, KH. Ma’ruf Amin.
“Kenapa Perpustakaan menjadi penting?, karena dia adalah institusi yang paling demokratis seluruh dunia. Masuk perpustakaan tidak mengenal umur, RAS, agama. Perpustakaan benteng terakhir demokrasi,” ujarnya.
Kendati sudah dibuka seluas luasnya, masih jadi pertanyaan, kenapa kita tidak bisa berkembang?.
“Itu karena persepsi kita terhadap pendidikan itu hanya selembar ijazah. Paradigma pendidikan harus berubah total. Dari sekedar bisa baca tulis, bisa orasi ilmiah menjadi menciptakan barang dan jasa,” ujarnya.
Jadi literasi itu ditegaskannya, bukan hanya baca tulis, tapi kemampuan menciptakan barang dan jasa untuk berkompetisi global.
Kepala Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi NTB, Julmansyah, M. Ap menambahkan, kehadiran gedung layanan perpustakaan yang baru diresmikan di Kota Bima dan Kabupaten Bima diharapkan akan mampu meningkatkan kegemaran membaca dan meningkatkan indeks literasi masyarakat.
Karena dalam catatannya, indeks literasi NTB 2020 berada diurutan 14 dari 34 provinsi se Indonesia. Sementara 2021 indeks literasi NTB berada pada urutan 10 dari 34 provinsi. “Kehadirian gedung baru perpustakaan yang representatif menjadi energi utk mendorong indeks literasi,” ujarnya.
Terlebih, lanjutnya, dikukuhkan tiga Bunda Literasi Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Ketiga Srikandi ini, harap Julmansyah, dapat jadi mitra kerja Dinas dan komunitas Literasi di Kabupaten dan Kota.
“Hal ini tentu saja sebagai salah satu cara menggenjot semangat literasi dan kegemaran membaca,” paparnya.
Dengan pengukuhan tiga Bunda Literasi tersebut, maka menjadi total lima Bunda Literasi yang telah dikukuhkan. Di antaranya Bunda Literasi Provinsi NTB, Bunda Literasi Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu dan Kota Bima. (DAA)