Mataram (NTB Satu) – Luas panen dan produksi padi di Provinsi NTB mengalami peningkatan. Seperti disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB, Wahyudin, Selasa 1 Maret 2022.
Berdasarkan hasil Survei KSA (Kerangka Survei Area), realisasi panen padi sepanjang Januari hingga Desember 2021 sebesar 276,21 ribu hektar, atau mengalami kenaikan sekitar 2,75 ribu hektar (1,01 persen) dibandingkan 2020 yang mencapai 273,46 ribu hektar.
Puncak panen padi pada 2021 masih sama dengan tahun 2020, yaitu pada bulan April. Pada 2021, luas panen bulan April mencapai 86,86 ribu hektar, sementara luas panen pada bulan April 2020 sebesar 82,51 ribu hektar
“Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2022 mencapai 5,04 ribu hektar, dan potensi panen sepanjang Februari hingga April 2022 diperkirakan seluas 172,70 ribu hektar,” ujarnya.
Total luas panen padi pada Subround Januari-April 2022 diperkirakan mencapai 177,74 ribu hektar, atau mengalami kenaikan sekitar 22,32 ribu hektar (14,36 persen) dibandingkan luas panen padi pada Subround Januari-April 2021 yang sebesar 155,42 hektar.
Produksi Padi di NTB sepanjang Januari hingga Desember 2021 mencapai sekitar 1,42 juta ton GKG, atau mengalami kenaikan sekitar 102,37 ribu ton GKG (7,77 persen) dibandingkan 2020 yang sebesar 1,32 juta ton GKG.
Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan April, yaitu sebesar 458,90 ribu ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 28,31 ribu ton GKG. Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2021 adalah Lombok Tengah, Sumbawa, dan Lombok Timur. Sementara itu, tiga kabupaten/kota dengan produksi padi terendah ialah Lombok Utara, Kota Mataram, dan Kota Bima.
Pada Januari 2022, produksi padi diperkirakan sebesar 27,63 ribu ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2022 mencapai 900,68 ribu ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari-April 2022 diperkirakan mencapai 928,31 ribu ton GKG, atau mengalami kenaikan sebanyak 109,39 ribu ton GKG (13,36 persen) dibandingkan 2021 yang sebesar 818,92 ribu ton GKG. (ABG)