Ditemukan Banyak Botol Miras di Rinjani, Begini Penjelasan Kepala TNGR

Lombok Timur (NTB Satu) – Diantara ratusan kilogram sampah yang diangkut dari Gunng Rinjani, terdapat ratusan botol minuman keras (miras). Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) menjelaskan, botol miras itu diperkirakan sisa sampah dari kunjungan wisatawan asing sebelum gempa 2018 lalu.

Sampah sampah itu sebelumnya dipungut tim gabungan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNG) dalam kegiatan disebut Rinjani Meriri, yang merupakan rangkaian kegiatan clean up (pembersihan) akhir tahun 2021.

Giat tersebut dilakukan dari tanggal 22 sampai dengan 25 Desember 2021 yang diikuti sebanyak 100 peserta dari 24 kelompok relawan peduli Rinjani dari beberapa organisasi dan kelompok pecinta alam.

Dari kegiatan pembersihan tersebut, relawan dan petugas berhasil mengumpulkan ribuan jenis sampah yang berceceran di pendakian Gunung Rinjani.

“Sebanyak 270 kg yang dibawa turun melalui pintu Sembalun dan 114,5 kg dibawa turun melalui Pintu Torean, sehingga total sampah, yakni sebanyak 384,5 kg,” tulis akun Instagram @btn_gn_rinjani, Selasa, 28 Desember 2021.

Kepala BTNGR, Dedy Asriady, S.Si., M.P., mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

“Kita harus tetap peduli pada kebersihan Rinjani dan lingkungan sekitar untuk tetap menjaga kebersihan,” jelasnya dikonfirmasi ntbsatu.com, Jum’at 31 Desember 2021.

Ia mengaku, belum mengetahui dan memilah secara pasti terkait jenis sampah yang paling banyak ditemukan di lokasi.

Namun, Dedy membenarkan bahwa di giat tersebut timnya menemukan banyak sampah botol minuman keras (miras) yang ditemukan di sekitar tebing-tebing.

Menurutnya, sampah botol miras itu adalah sampah lama yang ada sebelum bencana gempa tahun 2018 lalu.

“Sampah botol miras itu sudah lama. Kita sisir ia di tebing – tebing. Kemungkinan sampah itu sudah ada sebelum gempa saat banyak turis yang mendaki,” ungkap Kepala BTNGR.

Lebih lanjut, ia menjelaskan tindakan pencegahan dari pihaknya sebenarnya tetap dilakukan di pintu-pintu masuk pendakian Gunung Rinjani.

Tetapi, masih banyak para pendaki yang tidak mematuhi ketentuan, sehingga sampah berserakan di mana-mana.

“Kami tetap periksa di pintu masuk pendakian, dia bawa apa dan tetap kami ingatkan untuk menjaga kebersihan. Cuman, ya itu kesadarannya yang kurang,” cetus Dedy.

Diketahui, kegiatan “Rinjani Meriri” tersebut direncanakan akan rutin dilakukan tiap akhir tahun menjelang penutupan destinasi wisata pendakian Gunung Rinjani. (DAA)

Exit mobile version