Desember Duka, 10 Warga NTB Jadi Korban Cuaca Buruk

Mataram (NTB Satu) – Rentetan bencana dan peristiwa terjadi selama Desember 2021. Banjir dan longsor dipicu cuaca buruk menelan korban jiwa. Kewaspadaan musti ditingkatkan pada fase musim hujan saat ini yang intensitasnya meningkat.

Belum genap Desember berakhir, 10 orang jadi korban  cuaca buruk yang mengakibatkan banjir disertai longsor.  Tercatat sejak tanggal 6 Desember 2021 hingga tanggal 22 Desember 2021.

Dari 10 korban meninggal, lima orang tewas mengawali duka bagi masyarakat NTB, yakni korban banjir disertai tanah longsor di Dusun Batulayar Utara, Desa Batulayar Barat,  Lombok Barat, 6 – 7 Desember 2021.

Selain itu, sederet kejadian korban terseret arus yang berhasil dievakuasi tim SAR  ditemukan dalam keadaan meninggal dalam sebulan terakhir.

Berdasarkan rangkuman ntbsatu.com, jumlah korban yang ditemukan meninggal oleh tim SAR karena terseret arus sebanyak lima orang.

Dari lima korban itu, dua diantaranya masih balita dan sisanya usai relatif muda.

Berikut rangkumannya  :

1. Senin, 6 Desember 202,  lima orang warga Desa Baulayar Barat, Gunung Sari, Lombok Barat terseret banjir bandang dan tertimbun tanah longsor.

Akibat bencana tersebut, empat orang ditemukan meninggal dunia atas nama Papuq Temah, usia 80 tahun, Sumiati, usia 50 tahun, Sumiahana, usia 35 tahun dan bayinya Ladenia yang masih berumur enam bulan.

Sementara, H. Suri menjadi korban meninggal dunia banjir bandang yang paling akhir ditemukan. Penemuan mayat H. Suri penuh dengan perjuangan setelah tim gabungan melakukan pencarian selama dua hari sejak Senin hingga Selasa, 6 – 7 Desember 2021.

2.  Korban atas nama Ahmad Idris Azhari, usia 3 tahun, seorang balita yang tenggelam di sungai Dusun Berembeng, Desa Pengenjek Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah.

Ia ditemukan tim SAR gabungan dalam keadaan meninggal dunia, Rabu, 8 Desember 2021 di pinggir kali yang berada di Dusun Belungsuk, Desa Kuripan Utara, Kecamatan Kuripan, Lombok Barat.

3. Korban atas nama Ridwan, usia 22 tahun warga Kelurahan Pane yang terseret arus banjir di Sungai Padolo, Senin, 13 Desember 2021, ditemukan tim SAR gabungan dalam keadaan meninggal dunia, Rabu, 15 Desember 2021 di Teluk Bima.

4. Korban atas nama Dalpa Azimi Hakiki, usia 4 tahun asal Dusun Jerua, Desa Montong Beter, Kecamatan Sakra Barat, Kabupaten Lombok Timur, ditemukan di sungai Desa Montong Beter  dalam keadaan meninggal dunia, Rabu, 15 Desember 2021.

5. Korban atas nama Wil, usia 25 tahun berhasil ditemukan di dekat jembatan Loang Baloq, Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela,  Kota Mataram dalam keadaan meninggal dunia, Jum’at, 17 Desember 2021, ditemukan tim SAR gabungan setelah tiga hari pencarian.

6. Korban atas nama Gede Arthana, usia 22 tahun yang pergi berenang, Minggu, 19 Desember 2021 pukul 14.00 Wita, bersama seorang temannya. Jasadnya ditemukan terdampar di tepi pantai oleh kakeknya dan dievakuasi tim SAR.

Imbauan Waspada

Serangkaian peristiwa ini musti menjadi pelajaran pentingnya mitigasi bencana disebabkan cuaca buruk. Selain itu, faktor kelalaian manusia yang tidak memperhatikan cuaca buruk saat beraktivitas.

Kepala Kantor SAR Mataram, Nanang Sigit, S.IP., menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati saat cuaca buruk berlangsung.

Terutama beraktifitas di perairan, lanjut Nanang, sebaiknya dihindari sementara untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

Selain itu, ia menghimbau kepada orang tua di rumah agar selalu mengawasi anak-anaknya saat berada di sekitar perairan.

“Harus lebih behati-hati dan waspada saat beraktifitas di perairan. Kalau bisa dihindari dulu. Kepada keluarga, terutama orang tua, untuk lebih mengawasi anak-anak ataupun saudaranya ketika tengah berada di sekitar perairan,” ujar Kepala SAR Mataram.

Sementara BMKG menjelaskan, meratanya musim hujan di wilayah Provinsi NTB berpotensi dapat meningkatkan frekuensi dan intensitas curah hujan secara signifikan.

Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati – hati terhadap potensi bencana hidrometeorologis yang dapat ditimbulkan seperti hujan lebat, angin kencang, banjir, potensi longsor.

“Rentetan kejadian ini dapat terjadi secara tiba-tiba dan bersifat lokal,” tulis Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat. (DAA)

Exit mobile version