Site icon NTBSatu

Sampel Daging Kerbau Mati di Mandalika Dikirim ke Lab Bali

Tim Distanak Kabupaten Lombok Tengah saat mengambil sampel daging kerbau yang mati. (Ist_Disnak)

Mataram (NTB Satu) – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Lombok Tengah langsung menindaklanjuti kasus kerbau mati mendadak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Tim turun ke lapangan mengambil sampel daging kerbau yang sudah mati.

Tim Distanak dipimpin Kasi Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian dan Peternakan Lombok Tengah, Firman Hidayatullah turun ke Desa Kuta Kecamatan Pujut.

Mereka mendatangi kandang kandang milik peternak mencari sisa daging kerbau yang sudah dipotong potong.

“Kami temukan di salah satu kandang. Masih ada sisa yang belum dipotong,” kata Firman.

Daging kemudian diambil sampel secukupnya. “Kami ambil dagingnya. Kemudian kita kirim ke Laboratorium di Bali,” ujarnya. Alasan mengirim ke Bali, karena laboratorium peternakan di NTB belum bisa dipakai uji lab sampel.

Belum dipastikan kapan hasil lab akan diterima kembali. Sehingga belum bisa dipastikan penyebab 48 kerbau sakit dan sebagian mati mendadak di Lombok Tengah. “Jangan berspekulasi dulu soal penyebabnya. Kita tunggu hasil laboratorium,” ujarnya.

Namun dari gejala klinis yang ditunjukkan, dugaan sementara karena suspect Septicemia epizootica (SE) atau penyakit ngorok yang biasa ditemukan pada Sapi dan Kerbau. “Ngorok pada Kerbau ini menyebabkan infeksi dan dapat menular,” jelasnya.

Gejala klinis yang ditemukan adalah mati mendadak, kebanyakan tak menunjukkan gejala awal. Hewan terserang penyakit ini biasanya akan mengalami demam tinggi, susah makan, diare, fases berdarah dan pembengkakan. Gejala lain, busung pada kepala, bagian bawah dada, kaki dan ujung ekor. (red)

Exit mobile version