Musim Hujan Lebih Awal, Waspada Hujan Es dan Ancaman Bencana Lainnya

Mataram (NTB Satu) – Musim hujan tahun ini datang lebih awal. BMKG meminta masyarakat mewaspadai potensi bencana yang dapat timbul. Salah satunya hujan es yang pernah jadi fenomena baru terjadi di Desa Kotaraja dan Montong Gading Lombok Timur, November 2020 lalu. Juga kejadian sama di Desa Rarang 2019 lalu.

Selain itu ada beberapa potensi bencana lainnya.

“Masyarakat diminta untuk lebih mewaspadai kejadian cuaca ekstrem seperti hujan es, hujan lebat disertai kilat dan petir, dan angin puting beliung jelang masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan,” kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Lombok Barat, Restu Patria Megantara.

Tidak hanya bencana, perubahan cuaca yang tidak menentu bisa membuat imunitas seseorang melemah sehingga menjadi rentan terkena penyakit.

“Terlebih situasi Indonesia saat ini belum lepas sepenuhnya dari pandemi Covid-19. Waspada bencana hidrometeorologi dan jaga kesehatan selalu,” imbuhnya.

Ia kemudian menjabarkan, awal musim hujan 2021/2022 dari total 21 Zona Musim (ZOM) yang ada di Nusa Tenggara Barat.

Sebanyak 5 persen diprediksi akan mengawali Musim Hujan pada Oktober 2021, Kota Mataram dan sebagian Lombok Barat.

Kemudian 52 persen wilayah pada November 2021, meliputi Pulau Lombok bagian selatan, Pulau Lombok bagian tengah, utara, dan sekitar wilayah Rinjani, serta Sumbawa Barat dan Sumbawa bagian tengah dan selatan.

Sementara itu, sebanyak 43 persen wilayah lainnya baru akan memasuki musim hujan pada Desember 2021, meliputi pesisir timur Pulau Lombok, Lombok utara bagian barat, Sumbawa bagian utara, serta seluruh wilayah Dompu, Bima, dan Kota Bima.

“Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis Awal Musim Hujan pada periode 1981-2010, maka Awal Musim Hujan 2021/2022 di NTB diprakirakan maju pada 6 ZOM (29 persen), sama pada 11 ZOM (52 persen), dan mundur pada 4 ZOM (19 persen),” terangnya.

Restu menjelaskan salah satu fenomena anomali cuaca dan iklim yaitu El Niño-Southern Oscillation (ENSO) saat ini terpantau dalam kondisi netral.

Namun berdasarkan pemantauan oleh BMKG beberapa institusi-institusi internasional lainnya, terdapat indikasi bahwa ENSO Netral akan berkembang menjadi La Nina pada akhir tahun hingga awal tahun 2022.

Selain itu, hangatnya suhu muka laut disekitar wilayah NTB diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun ini. Kondisi-kondisi ini yang dapat menyebabnya peningkatan curah hujan di NTB pada periode musim hujan nanti.

“Fenomena anomali iklim global yang lain saat ini terpantau pada kondisi netral dan diperkirakan akan tetap netral setidaknya hingga Januari 2022,” tambah Restu. (red)

Exit mobile version