Apa Kabar Mega Proyek Jembatan Lombok – Sumbawa?

Mataram (NTB Satu) – Jembatan Lombok – Sumbawa yang diimpikan menjadi akselerasi pembangunan dua pulau, belum menunjukkan tanda tanda realisasi. Mega proyek yang rencananya menghadirkan investor mancanegara itu sempat hilang dari pembahasan, dampak refocusing anggaran.

Tahap awal Feasibility Study (FS) atau studi kelayakan sedianya dialokasikan pada APBD Perubahan 2020.

Namun, akibat pandemi Covid-19 yang mengharuskan Pemprov melakukan realokasi dan refocusing anggaran, budget itu dicoret.

Pra studi kelayakan atau pra-FS yang dilakukan konsultan dari Korea, biaya untuk konstruksi pembangunan jembatan Lombok – Sumbawa sebesar Rp850 miliar sampai Rp 1 triliun per kilometer (km).

Dengan panjang jembatan 16,5 km, total biaya konstruksi paling sedikit Rp 17 triliun. Jika ditambah dengan kelengkapannya, maka butuh biaya sekitar Rp 20 triliun. 

Foto Insert : Kapal penumpang melewati Selat Alas. (NTB satu _ red)

Baru baru ini wacana FS itu kembali muncul, bahkan sudah ada progres dalam bentuk kontrak kerjasama dengan pihak ketiga. Itu pun hasilnya belum keluar.

Dikutip dari suarantb.com tanggal 6 September 2021, Pemprov NTB menunggu hasil studi kelayakan terkait kelanjutan rencana pembangunan Jembatan Lombok – Sumbawa.

Pemprov NTB telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan PT. Nabil Surya Persada untuk melakukan studi kelayakan yang ditargetkan tuntas Desember mendatang.

“Dia sedang melakukan FS. Kita tunggu hasil FS-nya. MoU antara Pemprov dan PT. Nabil Surya Persada ini, dia menyusun FS tahap I. Kita berikan dia kesempatan sampai bulan Desember,” kata Kepala Dinas PUPR NTB, Ir. H. Ridwan Syah, M.M., M.Sc., M.T.P.

Setelah PT. Nabil Surya Persada selesai melakukan studi kelayakan, selanjutnya, kata mantan Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda NTB ini, Pemprov akan melakukan evaluasi.

“Baru kita bisa menentukan apakah layak atau tidak,” katanya.

Apabila dinyatakan layak, maka tahap berikutnya adalah mencari investor. Ia menyebut, perkiraan biaya konstruksi sekitar Rp 17 triliun dari hasil pra FS.

“Dana untuk FS semuanya dari perusahaan, ndak ada dari APBD. Kalaupun nanti dilelang untuk konstruksinya, dia yang punya kesempatan besar,” terangnya.

Pada akhir Juni lalu, Pemprov NTB telah menggelar pertemuan dengan PT. Nabil Surya Persada, perusahaan yang melaksanakan studi kelayakan Jembatan Lombok – Sumbawa.

Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda NTB, Ir. H. Ahmadi, SP-1., mengatakan  dalam pertemuan tersebut PT. Nabil Surya Persada telah menyiapkan anggaran sebesar Rp5,25 miliar untuk studi kelayakan tahap I.

Dalam proposal FS Jembatan Lombok – Sumbawa, PT. Nabil Surya Persada menggandeng PT. Krakatau Konsultan yang merupakan anak perusahaan PT. Krakatau Engineering. Selanjutnya, PT. Krakatau Konsultan juga mengajak dan berkoordinasi dengan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT). (red)

Exit mobile version